Custom Search

Rabu, 14 Mei 2008

Drupada

Drupada (Sanskerta: द्रुपद; Drupada), juga disebut Yajñasena (Yadnyaséna), adalah nama salah satu tokoh Mahabharata. Ia merupakan raja di Kerajaan Panchala. Pada masa mudanya merupakan teman Drona, guru para Pandawa dan Korawa di Hastinapura. Drupada memiliki seorang putera, seorang puteri, dan sorang anak waria. Masing-masing bernama Drestadyumna, Dropadi, dan Srikandi. Drupada dibunuh oleh Drona dalam pertempuran akbar di Kurukshetra.

Drupada merupakan ayah Srikandi, yang dalam kehidupan sebelumnya merupakan seorang wanita bernama Amba. Karena Srikandi mengingat kehidupan masa lalunya sebagai wanita, kadangkala ia disebut Srikandini.

Drupada dalam Mahabharata

Saat masih muda, Drupada belajar bersama Drona dan menjadi temannya. Drona membuatnya berjanji untuk membagi segala kekayaannya. Kemudian, saat Drupada menjadi raja di Panchaladesa, Drona mengingatkan janjinya dan meminta kekayaannya. Drupada mengejek Drona karena janji mereka yang tak dapat dipertanggungjawabkan saat di masa muda. Dengan sangat marah, Drona menjadi guru para pangeran Kuru di Hastinapura. Setelah mereka tamat, Drona menyuruh mereka untuk mengalahkan Drupada. Dalam penyerangan yang tiba-tiba, Arjuna, salah satu Pandawa, melucuti senjata Drupada dan memaksanya untuk menyerahkan separuh kerajaannya.

Drupada dalam pewayangan Jawa

Prabu Drupada yang waktu mudanya bernama Arya Sucitra, adalah putera Arya Dupara dari Hargajambangan, dan merupakan keturunan ke tujuh dari Bhatara Brahma. Arya Sucitra bersaudara sepupu dengan Bambang Kumbayana atau Resi Drona dan menjadi saudara seperguruan karena sama-sama berguru pada Resi Baratmadya.

Untuk mencari pengalaman hidup, Arya Sucitra pergi meninggalkan Hargajembangan, mengabdikan diri ke negara Hastinapura, yang dipimpin Prabu Pandudewanata (Pandu). Ia menekuni seluk beluk tata kenegaraan dan tata pemerintahan. Karena kepatuhan dan kebaktiannya kepada negara, oleh Prabu Pandu ia dijodohkan atau dikawinkan dengan Dewi Gandawati, puteri sulung Prabu Gandabayu dengan Dewi Gandarini dari negara Pancala. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh tiga orang putera, masing-masing bernama Dewi Dropadi, Dewi Srikandi dan Arya Drestadyumena.

Ketika Prabu Gandabayu mangkat, putera mahkota Arya Gandamana menolak menjadi raja, maka Arya Sucitra dinobatkan menjadi Raja Pancala dengan gelar Prabu Drupada. Dalam masa kekuasaanya, Prabu Drupada berselisih dengan Resi Drona, dan separuh dari wilayah negara Pancala direbut secara paksa melalui peperangan oleh Resi Drona dengan bantuan anak-anak Pandawa dan Korawa.

Di dalam perang besar Bharatayudha, Prabu Drupada tampil sebagai senapati perang Pandawa. Ia gugur melawan Resi Drona karena terkena Panah Cundamanik.

Tidak ada komentar: